begitu sunyi..sangat menyenangkan
tanpa ada yang mengganggu
sejenak merehatkan jasmani yang tertatih
dalam tugas-tugasnya
yah, menyenangkan sekali
namun...
kesunyian itupun terpecah
dengan riuh nyanyian
titah Sang Kuasa pun menggema
pada apa yang dikehendakinya
titah itu seolah memecah keheningan
mendengar titah itu
sang jiwa yang membisu pun tak berdaya
baginya, titah itu adalah mutlak
tak terbantahkan dengan hukum alam dan adat istiadat
ataupun masalah adab
Sang Penguasa hendak mengambil haknya
hak yang tak dapat tertawarkan dengan iming-iming apapun
bagi penjaga hak itu
semua layaknya petir yang hendak merampas
rampasan?
bukan..ini bukan rampasan
sebab semua yang ada akan kembali pada Pemilik Abadinya
ratapan, tangisan, sedu-sedan,
linangan air mata...
seolah tak ada guna
aliran deras pada pipi
adalah bukti kehilangan
ikhlas? bagaimana mungkin bisa?
ya..hanya ikhlas yang dapat dilakukan
ini layaknya
seorang pemilik barang
yang hendak mengambil barang titipannya
pada tempat penitipan barang bukan?
sesungguhnya,
pemilik abadi dari setiap jiwa inilah yang berhak atas semuanya
dan Dialah yang Maha Mengetahui segala sesuatunya
dan dialah yang Maha menyayangi
dengan kasih sayang yang abadi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar