Cari Blog Ini


Click here for Myspace Layouts

Senin, 27 Desember 2010

:: talking again ::

apa yang ada dalam pikiranku
itulah yang terjadi
apa yang telah terjadi kemarin
maka hal itu telah terlampaui
apapun hasilnya
maka itupun telah terputuskan
dan keputusan itu untuk semuanya
tanpa ada yang disakiti
dan tersakiti
     aku ingin berjalan dengan normal
     tanpa ada bayangan semu yang selalu menghadang
     betapa ingin ku menjauh
     godaan itu selalu saja tak terhindarkan
yah...aku hanya seorang manusia biasa
yang tak seputih salju
sebening air
ataupun semanis gula
     keterbatasanku memberikan banyak hal padaku
     membangkitkanku dari keterpurukan
     dan mengobarkan semangatku untuk berlaku dewasa
     semua kulakukan demi yang terbaik
     terbaik menurutku
     walaupun mungkin saja terburuk menurutmu
ah..apapun itu,
semua akan baik-baik saja
aku tahu
semua akan membaik seiring berjalannya sang waktu
     walaupun terkadang akupun terjebak
     terjebak dalam polemik pass time yang tak kumengerti
     tapi semua telah memiliki jalannya
jadikan ini pelajaran berharga bagi diri kita
agar menjadi pribadi yang memiliki power tersendiri
dalam menyikapi segala hal keduniawian
hope this miracle become a good teach for us
'cos..actually it is so nice to forget
                                                                        Makassar, 28 desember 2010 ( 15.05)
                                                                                         :: ayukhtitcz ::

Senin, 13 Desember 2010

Ketika Derita Mengabadikan Cinta part 4

Hadirin semua, semakin perih luka dalam hati saya. Kalau dia bukan
ayah saya, tentu sudah saya maki habis-habisan. Mungkin itulah tanda
kiamat sudah dekat, yang ingin hidup bersih dengan menikah
dihalangi, namun yang jelas berzina justru difasilitasi.

Dengan menyebut asma Allah, saya putuskan untuk membela cinta dan
hidup saya. Saya ingin buktikan pada siapa saja, bahwa cara dan
pasangan bercinta pilihan saya adalah benar. Saya tidak ingin apa-
apa selain menikah dan hidup baik-baik sesuai dengan tuntunan suci
yang saya yakini kebenarannya. Itu saja.

Saya bawa kaki ini melangkah ke rumah kasih dan saya temui ayahnya.
Dengan penuh kejujuran saya jelaskan apa yang sebenarnya terjadi,
dengan harapan beliau berlaku bijak merestui rencana saya. Namun, la
haula wala quwwata illa billah, saya dikejutkan oleh sikap beliau
setelah mengetahui penolakan keluarga saya. Beliaupun menolak mentah-
mentah untuk mengawinkan putrinya dengan saya. Ternyata beliau
menjawabnya dengan reaksi lebih keras, beliau tidak menganggapnya
sebagai anak jika tetap nekad menikah dengan saya.

Kami berdua bingung, jiwa kami tersiksa. Keluarga saya menolak
pernikahan ini terjadi karena alasan status sosial , sedangkan
keluarga dia menolak karena alasan membela kehormatan.

Berhari-hari saya dan dia hidup berlinang air mata, beratap dan
bertanya kenapa orang-orang itu tidak memiliki kesejukan cinta?

Setelah berpikir panjang, akhirnya saya putuskan untuk mengakhiri
penderitaan ini. Suatu hari saya ajak gadis yang saya cintai itu ke
kantor ma'dzun syari (petugas pencatat nikah) disertai 3 orang
sahabat karibku. Kami berikan identitas kami dan kami minta ma'dzun
untuk melaksanakan akad nikah kami secara syari'ah mengikuti mahzab
imam Hanafi.

Ketika Ma'dzun menuntun saya, "Mamduh, ucapkanlah kalimat ini: Saya
terima nikah kamu sesuai dengan sunatullah wa rasulih dan dengan
mahar yang kita sepakati bersama serta dengan memakai mahzab Imam
Abu Hanifah."

Seketika itu bercucuranlah air mata saya, air mata dia dan air mata
3 sahabat saya yang tahu persis detail perjalanan menuju akad nikah
itu. Kami keluar dari kantor itu resmi menjadi suami-isteri yang sah
di mata Allah SWT dan manusia. Saya bisikkan ke istri saya agar
menyiapkan kesabaran lebih, sebab rasanya penderitaan ini belum
berakhir.

Seperti yang saya duga, penderitaan itu belum berakhir, akad nikah
kami membuat murka keluarga. Prahara kehidupan menanti di depan
mata. Begitu mencium pernikahan kami, saya diusir oleh ayah dari
rumah. Mobil dan segala fasilitas yang ada disita. Saya pergi dari
rumah tanpa membawa apa-apa. Kecuali tas kumal berisi beberapa
potong pakaian dan uang sebanyak 4 pound saja! Itulah sisa uang yang
saya miliki sehabis membayar ongkos akad nikah di kantor ma'dzun.

Begitu pula dengan istriku, ia pun diusir oleh keluarganya. Lebih
tragis lagi ia hanya membawa tas kecil berisi pakaian dan uang
sebanyak 2 pound, tak lebih! Total kami hanya pegang uang 6 pound
atau 2 dolar!!!

Ah, apa yang bisa kami lakukan dengan uang 6 pound? Kami berdua
bertemu di jalan layaknya gelandangan. Saat itu adalah bulan
Februari, tepat pada puncak musim dingin. Kami menggigil, rasa
cemas, takut, sedih dan sengsara campur aduk menjadi satu. Hanya
saja saat mata kami yang berkaca-kaca bertatapan penuh cinta dan
jiwa menyatu dalam dekapan kasih sayang , rasa berdaya dan hidup
menjalari sukma kami.

"Habibi, maafkan kanda yang membawamu ke jurang kesengsaraan seperti
ini. Maafkan Kanda!"

"Tidak... Kanda tidak salah, langkah yang kanda tempuh benar. Kita
telah berpikir benar dan bercinta dengan benar. Merekalah yang tidak
bisa menghargai kebenaran. Mereka masih diselimuti cara berpikir
anak kecil. Suatu ketika mereka akan tahu bahwa kita benar dan
tindakan mereka salah. Saya tidak menyesal dengan langkah yang kita
tempuh ini.

Percayalah, insya Allah, saya akan setia mendampingi kanda, selama
kanda tetap setia membawa dinda ke jalan yang lurus. Kita akan
buktikan kepada mereka bahwa kita bisa hidup dan jaya dengan
keyakinan cinta kita. Suatu ketika saat kita gapai kejayaan itu kita
ulurkan tangan kita dan kita berikan senyum kita pada mereka dan
mereka akan menangis haru.

Ketika Derita Mengabadikan Cinta part3

Gayung pun bersambut. Dia ternyata juga mencintai saya. Saya merasa
telah menemukan pasangan hidup yang tepat. Kami berjanji untuk
menempatkan cinta ini dalam ikatan suci yang diridhai Allah, yaitu
ikatan pernikahan. Akhirnya kami berdua lulus dengan nilai tertinggi
di fakultas. Maka datanglah saat untuk mewujudkan impian kami berdua
menjadi kenyataan. Kami ingin memadu cinta penuh bahagia di jalan
yang lurus.

Saya buka keinginan saya untuk melamar dan menikahi gadis pujaan
hati pada keluarga. Saya ajak dia berkunjung ke rumah. Ayah, ibu,
dan saudara-saudara saya semuanya takjub dengan kecantikan,
kelembutan, dan kecerdasannya. Ibu saya memuji cita rasanya dalam
memilih warna pakaian serta tutur bahasanya yang halus.

Usai kunjungan itu, ayah bertanya tentang pekerjaan ayahnya. Begitu
saya beritahu, serta merta meledaklah badai kemarahan ayah dan
membanting gelas yang ada di dekatnya. Bahkan beliau mengultimatum:
Pernikahan ini tidak boleh terjadi selamanya!

Beliau menegaskan bahwa selama beliau masih hidup rencana pernikahan
dengan gadis berakhlak mulia itu tidak boleh terjadi. Pembuluh otak
saya nyaris pecah pada saat itu menahan remuk redam kepedihan batin
yang tak terkira.

Hadirin semua, apakah anda tahu sebabnya? Kenapa ayah saya berlaku
sedemikian sadis? Sebabnya, karena ayah calon istri saya itu tukang
cukur....tukang cukur, ya... sekali lagi tukang cukur! Saya katakan
dengan bangga. Karena, meski hanya tukang cukur, dia seorang lelaki
sejati. Seorang pekerja keras yang telah menunaikan kewajibannya
dengan baik kepada keluarganya. Dia telah mengukir satu prestasi
yang tak banyak dilakukan para bangsawan "Pasha". Lewat tangannya ia
lahirkan tiga dokter, seorang insinyur dan seorang letnan, meskipun
dia sama sekali tidak mengecap bangku pendidikan.

Ibu, saudara dan semua keluarga berpihak kepada ayah. Saya berdiri
sendiri, tidak ada yang membela. Pada saat yang sama adik saya
membawa pacarnya yang telah hamil 2 bulan ke rumah. Minta direstui.
Ayah ibu langsung merestui dan menyiapkan biaya pesta pernikahannya
sebesar 500 ribu ponds. Saya protes kepada mereka, kenapa ada
perlakuan tidak adil seperti ini? Kenapa saya yang ingin bercinta di
jalan yang lurus tidak direstui, sedangkan adik saya yang jelas-
jelas telah berzina, bergonta-ganti pacar dan akhirnya menghamili
pacarnya yang entah yang ke berapa di luar akad nikah malah direstui
dan diberi fasilitas maha besar? Dengan enteng ayah
menjawab. "Karena kamu memilih pasangan hidup dari strata yang salah
dan akan menurunkan martabat keluarga, sedangkan pacar adik kamu
yang hamil itu anak menteri, dia akan menaikkan martabat keluarga
besar Al Ganzouri."

Ketika Derita Mengabadikan Cinta part2

Tiga puluh tahun yang lalu ...

Saya adalah seorang pemuda, hidup di tengah keluarga bangsawan
menengah ke atas. Ayah saya seorang perwira tinggi,
keturunan "Pasha" yang terhormat di negeri ini. Ibu saya tak kalah
terhormatnya, seorang lady dari keluarga aristokrat terkemuka di
Ma'adi, ia berpendidikan tinggi, ekonom jebolan Sorbonne yang
memegang jabatan penting dan sangat dihormati kalangan elit politik
di negeri ini.

Saya anak sulung, adik saya dua, lelaki dan perempuan. Kami hidup
dalam suasana aristokrat dengan tatanan hidup tersendiri. Perjalanan
hidup sepenuhnya diatur dengan undang-undang dan norma aristokrat.
Keluarga besar kami hanya mengenal pergaulan dengan kalangan
aristokrat atau kalangan high class yang sepadan!

Entah kenapa saya merasa tidak puas dengan cara hidup seperti ini.
Saya merasa terkukung dan terbelenggu dengan strata sosial yang
didewa-dewakan keluarga. Saya tidak merasakan benar hidup yang saya
cari. Saya lebih merasa hidup justru saat bergaul dengan teman-teman
dari kalangan bawah yang menghadapi hidup dengan penuh rintangan dan
perjuangan. Hal ini ternyata membuat gusar keluarga saya, mereka
menganggap saya ceroboh dan tidak bisa menjaga status sosial
keluarga. Pergaulan saya dengan orang yang selalu basah keringat
dalam mencari pengganjal perut dianggap memalukan keluarga. Namun
saya tidak peduli.

Karena ayah memperoleh warisan yan sangat besar dari kakek, dan ibu
mampu mengembangkannya dengan berlipat ganda, maka kami hidup mewah
dengan selera tinggi. Jika musim panas tiba, kami biasa berlibur ke
luar negri, ke Paris, Roma, Sydney atau kota besar dunia lainnya.
Jika berlibur di dalam negeri ke Alexandria misalnya, maka pilihan
keluarga kami adalah hotel San Stefano atau hotel mewah di Montaza
yang berdekatan dengan istana Raja Faruq.

Begitu masuk fakultas kedokteran, saya dibelikan mobil mewah.
Berkali-kali saya minta pada ayah untuk menggantikannya dengan mobil
biasa saja, agar lebih enak bergaul dengan teman-teman dan para
dosen. Tetapi beliau menolak mentah-mentah.

"Justru dengan mobil mewah itu kamu akan dihormati siapa saja" tegas
ayah.

Terpaksa saya pakai mobil itu meskipun dalam hati saya membantah
habis-habisan pendapat materialis ayah. Dan agar lebih nyaman di
hati, saya parkir mobil itu agak jauh dari tempat kuliah.

Ketika itu saya jatuh cinta pada teman kuliah. Seorang gadis yang
penuh pesona lahir batin. Saya tertarik dengan kesederhanaan,
kesahajaan, dan kemuliaan ahlaknya. Dari keteduhan wajahnya saya
menangkap dalam relung hatinya tersimpan kesetiaan dan kelembutan
tiada tara. Kecantikan dan kecerdasannya sangat menajubkan. Ia gadis
yang beradab dan berprestasi, sama seperti saya.

Ketika Derita Mengabadikan Cinta part 1

"Kini tiba saatnya kita semua mendengarkan nasihat pernikahan untuk
kedua mempelai yang akan disampaikan oleh yang terhormat Prof. Dr.
Mamduh Hasan Al-Ganzouri . Beliau adalah Ketua Ikatan Dokter Kairo
dan Dikrektur Rumah Sakit Qashrul Aini, seorang pakar syaraf
terkemuka di Timur Tengah, yang tak lain adalah juga dosen kedua
mempelai. Kepada Professor dipersilahkan..."

Suara pembawa acara walimatul urs itu menggema di seluruh ruangan
resepsi pernikahan nan mewah di Hotel Hilton Ramses yang terletak di
tepi sungai Nil, Kairo.

Seluruh hadirin menanti dengan penasaran, apa kiranya yang akan
disampaikan pakar syaraf jebolan London itu. Hati mereka menanti-
nanti mungkin akan ada kejutan baru mengenai hubungan pernikahan
dengan kesehatan syaraf dari professor yang murah senyum dan sering
nongol di televisi itu.

Sejurus kemudian, seorang laki-laki separuh baya berambut putih
melangkah menuju podium. Langkahnya tegap. Air muka di wajahnya
memancarkan wibawa. Kepalanya yang sedikit botak, meyakinkan bahwa
ia memang seorang ilmuan berbobot. Sorot matanya yang tajam dan
kuat, mengisyaratkan pribadi yang tegas. Begitu sampai di podium,
kamera video dan lampu sorot langsung shoot ke arahnya. Sesaat
sebelum bicara, seperti biasa, ia sentuh gagang kacamatanya, lalu...

Bismillah, alhamdulillah, washalatu was salamu'ala Rasulillah, amma
ba'du. Sebelumnya saya mohon ma'af , saya tidak bisa memberi nasihat
lazimnya para ulama, para mubhaligh dan para ustadz. Namun pada
kesempatan kali ini perkenankan saya bercerita...

Cerita yang hendak saya sampaikan kali ini bukan fiktif belaka dan
bukan cerita biasa. Tetapi sebuah pengalaman hidup yang tak ternilai
harganya, yang telah saya kecap dengan segenap jasad dan jiwa saya.
harapan saya, mempelai berdua dan hadirin sekalian yang dimuliakan
Allah bisa mengambil hikmah dan pelajaran yang dikandungnya. Ambilah
mutiaranya dan buanglah lumpurnya.

Saya berharap kisah nyata saya ini bisa melunakkan hati yang keras,
melukiskan nuansa-nuansa cinta dalam kedamaian, serta menghadirkan
kesetiaan pada segenap hati yang menangkapnya.

Jumat, 10 Desember 2010

Ayah >> part 2

:: Biasanya, bagi seorang anak perempuan yang sudah dewasa, yang sedang bekerja diperantauan, yang ikut suaminya merantau di luar kota atau luar negeri, yang sedang bersekolah atau kuliah jauh dari kedua orang tuanya. Akan sering merasa kangen sekali dengan Mama/Ibunya.

Lalu bagaimana dengan Papa/ayah?

Mungkin karena Mama lebih sering menelepon untuk menanyakan keadaanmu setiap hari, tapi tahukah kamu, jika ternyata Papa-lah yang mengingatkan Mama untuk menelponmu?

Mungkin dulu sewaktu kamu kecil, Mama-lah yang lebih sering mengajakmu bercerita atau berdongeng, tapi tahukah kamu, bahwa sepulang Papa bekerja dan dengan wajah lelah Papa selalu menanyakan pada Mama tentang kabarmu dan apa yang kau lakukan seharian?

Pada saat dirimu masih seorang anak perempuan kecil……

Papa biasanya mengajari putri kecilnya naik sepeda. Dan setelah Papa mengganggapmu bisa, Papa akan melepaskan roda bantu di sepedamu. Kemudian Mama bilang :

“Jangan dulu Papa, jangan dilepas dulu roda bantunya”.

Mama takut putri manisnya terjatuh lalu terluka.

Tapi sadarkah kamu?

Bahwa Papa dengan yakin akan membiarkanmu, menatapmu, dan menjagamu mengayuh sepeda dengan seksama karena dia tahu putri kecilnya PASTI BISA.

Pada saat kamu menangis merengek meminta boneka atau mainan yang baru, Mama menatapmu iba. Tetapi Papa akan mengatakan dengan tegas :

“Boleh, kita beli nanti, tapi tidak sekarang”

Tahukah kamu, Papa melakukan itu karena Papa tidak ingin kamu menjadi anak yang manja dengan semua tuntutan yang selalu dapat dipenuhi?

Saat kamu sakit pilek, Papa yang terlalu khawatir sampai kadang sedikit membentak dengan berkata :

“Sudah di bilang! kamu jangan minum air dingin!”.

Berbeda dengan Mama yang memperhatikan dan menasihatimu dengan lembut. Ketahuilah, saat itu Papa benar-benar mengkhawatirkan keadaanmu.

Ketika kamu sudah beranjak remaja….

Kamu mulai menuntut pada Papa untuk dapat izin keluar malam, dan Papa bersikap tegas dan mengatakan: “Tidak boleh!”. Tahukah kamu, bahwa Papa melakukan itu untuk menjagamu?

Karena bagi Papa, kamu adalah sesuatu yang sangat – sangat luar biasa berharga. Setelah itu kamu marah pada Papa, dan masuk ke kamar sambil membanting pintu. Dan yang datang mengetok pintu dan membujukmu agar tidak marah adalah Mama.

Tahukah kamu, bahwa saat itu Papa memejamkan matanya dan menahan gejolak dalam batinnya, Bahwa Papa sangat ingin mengikuti keinginanmu, Tapi lagi-lagi dia HARUS menjagamu?

Ketika saat seorang cowok mulai sering menelponmu, atau bahkan datang ke rumah untuk menemuimu, Papa akan memasang wajah paling cool sedunia

Papa sesekali menguping atau mengintip saat kamu sedang ngobrol berdua di ruang tamu.. Sadarkah kamu, kalau hati Papa merasa cemburu?

Saat kamu mulai lebih dipercaya, dan Papa melonggarkan sedikit peraturan untuk keluar rumah untukmu, kamu akan memaksa untuk melanggar jam malamnya. Maka yang dilakukan Papa adalah duduk di ruang tamu, dan menunggumu pulang dengan hati yang sangat khawatir. Dan setelah perasaan khawatir itu berlarut – larut. Ketika melihat putri kecilnya pulang larut malam hati Papa akan mengeras dan Papa memarahimu.. .

Sadarkah kamu, bahwa ini karena hal yang di sangat ditakuti Papa akan segera datang?

“Bahwa putri kecilnya akan segera pergi meninggalkan Papa”

Setelah lulus SMA, Papa akan sedikit memaksamu untuk menjadi seorang Dokter atau Insinyur. Ketahuilah, bahwa seluruh paksaan yang dilakukan Papa itu semata – mata hanya karena memikirkan masa depanmu nanti. Tapi toh Papa tetap tersenyum dan mendukungmu saat pilihanmu tidak sesuai dengan keinginan Papa

Ketika kamu menjadi gadis dewasa….

Dan kamu harus pergi kuliah dikota lain. Papa harus melepasmu di bandara. Tahukah kamu bahwa badan Papa terasa kaku untuk memelukmu? Papa hanya tersenyum sambil memberi nasehat ini – itu, dan menyuruhmu untuk berhati-hati. Padahal Papa ingin sekali menangis seperti Mama dan memelukmu erat-erat.

Yang Papa lakukan hanya menghapus sedikit air mata di sudut matanya, dan menepuk pundakmu berkata:

“Jaga dirimu baik-baik ya sayang”.

Papa melakukan itu semua agar kamu KUAT…kuat untuk pergi dan menjadi dewasa.

Disaat kamu butuh uang untuk membiayai uang semester dan kehidupanmu, orang pertama yang mengerutkan kening adalah Papa. Papa pasti berusaha keras mencari jalan agar anaknya bisa merasa sama dengan teman-temannya yang lain.

Ketika permintaanmu bukan lagi sekedar meminta boneka baru, dan Papa tahu ia tidak bisa memberikan yang kamu inginkan. Kata-kata yang keluar dari mulut Papa adalah : “Tidak…. Tidak bisa!”

Padahal dalam batin Papa, Ia sangat ingin mengatakan “Iya sayang, nanti Papa belikan untukmu”.

Tahukah kamu bahwa pada saat itu Papa merasa gagal membuat anaknya tersenyum?

Saatnya kamu diwisuda sebagai seorang sarjana. Papa adalah orang pertama yang berdiri dan memberi tepuk tangan untukmu. Papa akan tersenyum dengan bangga dan puas melihat “utri kecilnya yang tidak manja berhasil tumbuh dewasa, dan telah menjadi seseorang”

Sampai saat seorang teman Lelakimu datang ke rumah dan meminta izin pada Papa untuk mengambilmu darinya. Papa akan sangat berhati-hati memberikan izin..

Karena Papa tahu…..

Bahwa lelaki itulah yang akan menggantikan posisinya nanti.

Dan akhirnya….

Saat Papa melihatmu duduk di Panggung Pelaminan bersama seseorang Lelaki yang di anggapnya pantas menggantikannya, Papa pun tersenyum bahagia….

Apakah kamu mengetahui, di hari yang bahagia itu Papa pergi kebelakang panggung sebentar, dan menangis?

Papa menangis karena papa sangat berbahagia, kemudian Papa berdoa….

Dalam lirih doanya kepada Tuhan, Papa berkata: “Ya Allah tugasku telah selesai dengan baik….

Putri kecilku yang lucu dan kucintai telah menjadi wanita yang cantik….

Bahagiakanlah ia bersama suaminya…”

Setelah itu Papa hanya bisa menunggu kedatanganmu bersama cucu-cucunya yang sesekali datang untuk menjenguk…

Dengan rambut yang telah dan semakin memutih….

Dan badan serta lengan yang tak lagi kuat untuk menjagamu dari bahaya….

Papa telah menyelesaikan tugasnya….

Papa, Ayah, Bapak, atau Abah kita…

Adalah sosok yang harus selalu terlihat kuat…

Bahkan ketika dia tidak kuat untuk tidak menangis…

Dia harus terlihat tegas bahkan saat dia ingin memanjakanmu. .

Dan dia adalah yang orang pertama yang selalu yakin bahwa “KAMU BISA” dalam segala hal..

           ( jazakallah khairan khatsiran untuk seorang teman yg telah membagi ceritanya )

Ayah >> part 1

AYAH

Suatu ketika, seorang anak wanita bertanya kepada ayahnya, tatkala tanpa sengaja dia melihat ayahnya sedang mengusap wajahnya yang mulai berkerut dan badannya yang bungkuk, disertai suara batuk-batuk.

Anak wanita itu bertanya pada ayahnya:

"Ayah, mengapa wajah Ayah kian berkerut dan badan Ayah kian bungkuk ?" Demikian pertanyaannya, ketika ayahnya sedang santai di beranda.

Ayahnya menjawab : "Sebab aku laki-laki, nak." Itulah jawaban ayahnya.

Anak wanita itu berguman : " Aku tidak mengerti, Ayah."

Jawaban ayahnya itu membuatnya tercenung penuh rasa penasaran.

Ayahnya hanya tersenyum, lalu dibelainya rambut anak wanitanya itu. Kemudian ditepuknyalah bahunya sambil berkata :

"Anakku, kamu memang belum mengerti tentang laki-laki."

Bisikan ayahnya tersebut membuat anak wanita itu bertambah bingung.

Karena penasaran, anak wanita itu menghampiri ibunya, lalu bertanya :

"Ibu mengapa wajah ayah menjadi berkerut dan badannya kian bungkuk ? Tapi Ayah sepertinya tidak mengeluh dengan keadaannya itu. Tidak ada keluhan dan rasa sakit."

Ibunya menjawab: "Anakku, seorang laki-laki yang benar-benar bertanggung-jawab terhadap keluarga memang akan mengalami hal demikian."

Hanya itu jawaban sang Bunda.

Anak wanita itupun kemudian tumbuh menjadi dewasa, tetapi sejauh ini dia tetap belum menemukan jawaban atas rasa penasarannya.

Hingga pada suatu malam, sang anak wanita itu bermimpi.

Dalam mimpi itu dia mendengar suara yang sangat lembut, namun jelas sekali. Kata-kata yang terdengar dengan jelas itu ternyata suatu rangkaian kalimat yang merupakan jawaban atas rasa penasarannya selama ini.

"Saat Ku-ciptakan laki-laki, Aku membuatnya sebagai pemimpin keluarga serta sebagai tiang penyangga dari bangunan keluarga.

Dia senantiasa akan menahan setiap ujungnya, agar keluarganya merasa aman, teduh dan terlindungi."

"Ku-ciptakan bahunya yang kekar dan berotot untuk membanting tulang menghidupi seluruh keluarganya dan keperkasaannya harus cukup kuat pula untuk melindungi seluruh keluarganya."

"Ku-berikan kemauan padanya agar selalu berusaha mencari nafkah yang berasal dari tetesan keringatnya sendiri yang halal dan bersih, agar keluarganya tidak terlantar, walaupun mungkin dia mendapatkan cercaan dari anak-anaknya yang tidak puas atas hasil jerih payahnya itu."

"Kuberikan keperkasaan dan mental baja yang akan membuat dirinya pantang menyerah. Demi keluarganya dia merelakan kulitnya tersengat panasnya matahari. Demi keluarganya dia merelakan badannya basah kuyup dan kedinginan karena tersiram hujan serta terterpa hembusan angin. Dia relakan tenaga perkasanya terkuras demi keluarganya. Yang selalu dia ingat adalah di saat semua orang menanti kedatangannya dengan mengharapkan hasil dari jerih payahnya."

"Ku-berikan kesabaran, ketekunan serta keuletan yang akan membuat dirinya selalu berusaha merawat dan membimbing keluarganya tanpa adanya keluh kesah, walaupun di setiap perjalanan hidupnya dia diterpa keletihan dan kesakitan."

"Ku-berikan perasaan keras dan gigih untuk berusaha, berjuang demi mencintai dan mengasihi keluarganya dalam kondisi dan situasi apapun juga, walaupun tidak jarang anak-anaknya melukai perasaannya, melukai hatinya. Padahal kasih sayangnya itu pula yang memberikan perlindungan rasa aman pada saat anak-anaknya tertidur lelap. Sentuhan perasaannya itulah yang memberikan kenyamanan bila saat dia sedang menepuk-nepuk bahu anak-anaknya agar selalu saling menyayangi dan mengasihi sesama saudara."

"Ku-berikan kebijaksanaan dan kemampuan padanya untuk memberikan pengetahuan dan menyadarkan bahwa istri yang baik adalah istri yang setia terhadap suaminya. Istri yang baik adalah istri yang senantiasa menemani dan bersama-sama menghadapi perjalanan hidup baik suka maupun duka, walaupun seringkali kebijaksanaannya itu akan menguji setiap kesetiaan yang diberikan kepada istrinya, agar tetap berdiri, bertahan, sejajar dan saling melengkapi serta saling menyayangi."

"Ku-berikan kerutan di wajahnya untuk menjadi bukti bahwa laki-laki itu senantiasa berusaha sekuat daya pikir dan tenaganya untuk mencari dan menemukan cara agar keluarganya bisa hidup bahagia. Badannya yang bungkuk adalah bukti bahwa sebagai laki-laki yang bertanggung-jawab terhadap seluruh keluarganya, senantiasa berusaha mencurahkan tenaga serta segenap perasaannya, kekuatannya, keuletannya demi kelangsungan hidup keluarganya."

"Ku-berikan kepada laki-laki tanggung-jawab penuh sebagai pemimpin keluarga, sebagai tiang penyangga, agar dapat dipergunakan dengan sebaik-baiknya. dan hanya inilah kelebihan yang dimiliki oleh laki-laki."

Terbangunlah anak wanita itu, dan segera dia berlari, berlutut dan berdoa. Setelah itu dia hampiri bilik ayahnya yang sedang berdoa.

Ketika ayahnya berdiri, anak wanitanya itu merengkuh dan mencium telapak tangan ayanya.

"AKU MENDENGAR DAN MERASAKAN BEBANMU, AYAH."

Dunia ini memiliki banyak keajaiban, segala ciptaan Tuhan yang begitu agung, tetapi tak satu pun yang dapat menandingi keindahan tangan Ayah...

to All Fathers : "Jika anda mencintai ayah anda dan sekarang merasa sebagai seorang ayah, kirimlah cerita ini kepada orang lain, agar seluruh orang di dunia ini dapat mencintai dan menyayangi ayahnya dan mencintai kita sebagai seorang ayah.

NOTE:

Berbahagialah anda yang masih memiliki Ayah.

Lakukanlah yang terbaik untuknya.

Berbahagialah anda yang menjadi ayah.

Lakukanlah yang terbaik untuk keluarga anda

Penggalan Kata ~.~

" Jika aku pergi, maukah kau melepasku?"
"Jika aku pergi, maukah kau melepasku dengan ikhlas?"
"Jika aku pergi, maukah kau melepasku dengan senyuman?"
"Dan Jika aku kan pergi, maukah kau untuk tak mengharapku kembali?"

                                                >> inspiring words by love phobia movie <<

Senin, 06 Desember 2010

YouTube - Maher Zain - Baraka_Allahu_Lakuma with Lyrics

^ jeritan embun pagi ^

jeritanku pagi ini
pagi ini terbangun dengan cuaca hati yang masih mendung
awan hitam seolah ingin hujan dihati ini
mengucurkan setetes kilauan bening
tanpa keruh...
                  teringat akan dosa
                  teringat akan segala khilaf
                  teringat akan segala dusta dan noda
hanya bermunajat yang mampu kuperbuat saat ini ya Rabb
kumohon berikan hidayah itu kembali padanya
agar ia mampu kembali pada-MU
memeluk aqidah Islam-MU ya Rabb
jauhkan ia dari hasutan orang-orang kafir
yang dengan liciknya mendustakan ayat-ayatMU
menghasut lalu mendoktrin ummat Muhammad
agar berbelok arah menjauhi aqidah Islam
                  ingin rasanya kuhempaskan diri ini 
                  ingin kulenyapkan kecewa ini
                  ingin kuusir udara jahat yang menyesakkan jiwaku
aku tak ikhlas... ya tidak ikhlas akan semua ini
salahkah aku ya Rabb?
                  maafkan jika aku menuntut banyak
                  maafkan jika aku terlalu cengeng
                  maafkan jika aku terlalu pengecut
ah...begitu lelah jiwa ini memikirkan
memikirkan sang raga yang aqidahnya telah berbelok melawan-MU
                                                                  Makassar, 5 Desember 2010 (06.25 wita)
                                                                                        :: ayukhtitcz :: 

Ketika Sebuah "RASA" Menyapa.. ( >> titipan dari seorang teman )

Ketika Sebuah "RASA" Menyapa..

Waktu masih SMA sampai sekarang, sobat-sobat saya menjuluki saya sebagai Pangeran Cinta, Dokter Cinta, Dewa Cinta, Sang Pujangga, Konsultan Cinta, dsb. Saya yang tidak memiliki kualifikasi dan tidak ‘official’ menjadi rujukan sobat-sobat dalam soal cinta dan rumah tangga. Saya dianggap banyak berpengalaman tentang cinta, padahal saya sendiri merasa biasa-biasa saja, karena solusi yang saya berikan kepada mereka adalah solusi Islam –yang mana bila kita memakai Islam sebagai solusi dalam setiap permasalahan hidup kita, maka berbahagialah karena ridha Allah menyertai kita meski solusi yang Islam tawarkan awalnya terasa pahit di mata kita. Tapi yakinlah bahwa solusi Islam akan terasa manis dikemudian hari, bagi kita yang berakal-. Saya senyum-senyum saja saat mendengar anggapan itu, padahal jikalau mereka tahu dan menyadari bahwa ternyata yang hebat itu bukan saya tetapi ISLAM itu sendiri. Subhanallah… Allahu Akbar…

Suatu saat, apa yang menimpa sobat-sobat saya juga menimpa diri saya, yakni bertemu dengan sesosok wanita shalihah yang menurut pandangan saya seTegar dan seDermawan Khadijah ra,secantik secantik BALQIS, sekuat HAJAR, setulus ZULAIKAH (insyaAllah). Berbagai masalah dan persepsi dalam pikiran saya, saya muntahkan pada Hati Nurani saya sendiri. Bagaimana memulai ta’arufan, pantaskah saya bersanding dengannya, bagaimana bila nanti ditolak, bagaimana caranya mengkhitbah, bagaimana membangun komitmen, bagaimana menyampaikan ke orang tua tentang rencana saya untuk nikah, dan bagaimana-bagaimana yang lainnya. Yah benar, sebuah RASA sedang menyapa saya. Alhamdulillah… Saya bersyukur atas karunia Allah yang satu ini. Singkat kata, singkat cerita. Hati Nurani dengan bijaksana memperlakukan saya sebagaimana saya memperlakukan siapa-siapa yang mempunyai masalah yang serupa kepada saya. Ibaratnya, saya kena batunya atau dengan kata lain ‘senjata makan tuan’.

“Wanita yang akan kamu pilih itu milik siapa? Milik Allah, ‘kan!”. Hati nurani bertanya dan saya mengangguk.
“Makanya, minta saja pada Allah. Tanyalah pada Allah, apakah dia yang terbaik buat kamu? Mengadulah pada Allah, apakah dia pasangan di dunia dan di akhiratmu? Memohonlah pada Allah, apakah dia akan mendukung dakwahmu memperjuangkan Syariah dan Khilafah? Lalu, serahkanlah semuanya pada Allah, karena Allah Maha Lebih Tahu apa yang terbaik buatmu daripada dirimu sendiri.” Saya hanya bisa mengangguk dan diam sejuta bahasa mendengar petuah Hati Nurani. Lalu Hati Nurani menuntun saya berdoa…

Yaa Allah, Yaa Ilahi...
Engkaulah Pemilik wanita yang akan daku pilih,
Engkaulah Penggenggam hatinya,
Engkaulah yang mampu membuka pintu hatinya.
Yaa Allah, daku hendak menjadikan dia teman dakwahku.
Seperti halnya Khadijah terhadap rasul-Mu.
Daku ingin menikahinya, tapi daku tak tahu siapa dia.

Yaa Allah, Yaa Rabbi…
Seandainya permohonanku ini terbaik buatku di sisi-Mu,
Tunjukkanlah caranya, cara bagaimana daku boleh mengenali dirinya.
Engkau sediakanlah jalan-jalan ke arah untuk mengenali dirinya.
Tetapi jikalau permohonan ini bukan yang terbaik buatku di sisi-Mu,
Maka hilangkanlah rasa ingin hidup bersama dengannya.
Kau lenyapkanlah bayangan dirinya dalam pikiranku.
Dan gantikanlah dengan wanita yang lain,
yang terbaik buatku di mata-Mu.
Amiin… Yaa rabbal ‘alamiin…


Hati Nurani berkata lagi, “Jikalau Allah mengabulkan doamu, pasti Allah akan tunjukkan jalan-jalan untuk mengenali wanita tersebut. Ada saja jalan yang Allah wujudkan agar kamu berdua dapat berkenalan. Dan jikalau memang jodoh, pasti urusannya diberi kemudahan dan kelancaran, meski harus menghadapi tantangan karena hal itu adalah sebuah proses pendewasaan. Yang jelas hati harus yakin bahwa Allah akan menolong jikalau kita memohon kepada-Nya. Dan jikalau yang didapat tidak sesuai dengan yang kita harapkan, jangan putus asa. Bukankah semua itu hasil dari doa kita yang mengatakan bahwa kalau dia yang terbaik, kabulkan doa kita, kalau bukan yang terbaik, jangan dikabulkan. Innalillahi wa inna lillahi raaji'un.”

Sobat yang dimuliakan Allah, semua masalah dan kehendak kita datang dari Allah. Allah memberi pilihan kepada kita untuk memilih. Allah tidak zalim dengan membuat pilihan untuk kita. Kita yang memilih sendiri tetapi pilihan yang dipilih adalah masih dalam ruang lingkup pilihan-pilihan yang diberikan oleh Allah kepada kita. Dan setiap pilihan ini ada Qadarnya. Qadarnya juga mempunyai Qadha-Qadha lain di dalamnya.

Apabila kita hendak memilih, kita bertanya pada Allah pilihan yang terbaik di sisi Allah. Setelah kita memilih berdasarkan gerak hati dan juga berupa bisyarah, atau bahkan juga mungkin ada bahasa alam, kita memohon dengan sepenuh hati agar Allah memudahkan Qadar-Qadar ke atas Qadha yang kita telah pilih tadi. Semua pilihan dari Allah, dan kita serahkan kembali pada Allah untuk memberikan petunjuk agung-Nya terhadap pilihan yang terbaik karena kita tidak tahu yang mana yang paling terbaik di sisi Allah buat kita.

Apa-apa yang terjadi setelah kita memilih, percayalah itulah yang terbaik di sisi Allah buat kita karena kita telah berdoa dan bermunajat memohon petunjuk dari-Nya. Inilah maksud dari firman Allah bahwa setiap permohonan pasti dikabulkan oleh Allah. Maka meskipun sesuatu itu buruk dari pandangan kita, insyaAllah pasti banyak kebaikan di ujungnya. Inilah hebatnya Islam yang mengatur hidup dan kehidupan kita dengan begitu sempurnanya, lalu nikmat Tuhan manakah yang masih berani kita dustakan? Give thank’s to Allah, Allahu Akbar…


 

air mata langit

setetes demi setetes air pun turun membasahi
perlahan namun pasti
tetesan itu pun menggenangi dasar
asa untuk membalikkan fakta tak ada guna
seraya langit meneteskan air mata
seperti itulah buncah air mata ini 
ingin membendung sang kemilau lembut itu
namun gejolak ketidak ikhlasan menghalangi
selaksa kemilau lebut itu mengalir tanpa rintang
sesak dalam dada pun mampu membuat ruang untuk mengalirkan sang rasa
ya...kupikir, air mata langit mampu menjadi saksi
betapa kecewa dan sesaknya jiwa ini membayangkan
mebayangkan kau berpaling dari sisi ALLAH 
bukankah kau mengetahui betul hukum-hukumNYA ?
kini, hanya kekuatan do'a yang mampu kupanjatkan 
agar engkau mau kembali pada jalan-NYA
berjuanglah denganku
dengan aqidah islam ini
dan hanya ini ini yang harus kita lakukan
"Mencari eksistensi keimanan yang hakiki"

                                                  Makassar, 3 Desember 2010 (23.09 wita)
                                                                          :: ayukhtitcz ::

coretan_puisi_tcz


^^ Iman ini berduka ^^
Saat sebuah kebahagiaan itu datang menyapa
Begitu riang tanpa celah
Tiba-tiba,
Jeritan iman ini terbangun dengan pekikan yang sangat dahsyat
Dada ini terasa sesak,
Hampir tak ada ruang untuk berdirinya sang udara
Jantung pun turut menjerit dikala berita duka itu datang
Iman... ya sang iman kembali terkoyak
Entah sebab atau akibat apa dan dari mana
Seolah darah ini berhenti mengalir dalam tubuh
Ketika terdengar kabar,
Bahwa orang yang kita sayangi
Begitu mudah mengganti imannya
Ya... sang iman tak sekedar pudar
Tapi telah tergadaikan dengan sesuatu kehampaan dunia
Hati ini tak berani menyalahkan
Hanya air mata ini dan keheningan ini
Yang mampu menjelaskan kepada dunia
Bagaimana gejolak sang batin kini
Makassar, 3 Desember 2010 (18.38 WITA)
 :: ayukhtitcz ::
 

belajar_puisi

saat duka itu datang
maka ingatan akan keberadaan-MU begitu kuat
namun, disaat bahagia itu datang
maka pudarlah ingatan akan keesaan-MU
ah, itulah manusia
ampuni sikap kami wahai Rabb semesta alam
hindarkan kami dari sifat yaang demikian
sesungguhnya...
hanya Engkau lah tempat kami mengadukan segala hal
tak ada yg bisa terlaksana tanpa izin dari-MU ya ALLAH...
maaf jika selama ini,
seolah kami hanya membutuhkan-MU
sesuai dengan hawa nafsu kami saja
tidak menjadikan-MU sebagai satu-satunya yang menjadi Penuntun hidup kami
ah, betapa berdosanya kami padamu ya Rabb
                                                                                          :: ayukhtitcz ::

sepenggal cerita >>

Dan pertemuan ini menakjubkan
Dan biarkan semua mengalir
Seperti air yang memberikan kesejukan
Atau udara yang menerbangkan lara
Dan biarkan tumbuh seperti benih yang tersemai
Dan mekar seperti bunga-bunga…
Sebab… mengenal adalah sebuah peristiwa alami,
Tanpa rekayasa…
Dan sebab itulah pernikahan menjadi begitu menakjubkan…!
                                                               (kutipan dari sebuah buku " diary pengantin ")
(Solo, saat bersanding dengannya…….. begitu mulia)